Hujan adalah anugrah dan rizki dari Allah yang wajib kita syukuri, bergantinya musim, sebagaimana berputarnya siang dan malam adalah salah satu tanda kebesaran Allah. Tidak ada yang mengatur dan mengendalikan alam semesta ini kecuali Allah, maka wajib bagi makhluk untuk beribadah hanya kepada-Nya dan menjauhi kesyirikan dalam bentuk apapun. Ketika hujan tidak disyukuri dan pemberi hujan tidak diibadahi maka akibatnya nikmat ini akan bisa berubah menjadi adzab, sebagaimana yang terjadi pada kaum Aad.

Pertama: Membaca doa ketika ada angin kencang.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

Ya Allah, aku memohon kepadamu kebaikan angin ini, kebaikan yang dibawa angin ini, dan kebaikan angin ini diutus. Dan aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan angin ini, keburukan yang dibawa angin ini, dan keburukan angin ini diutus.

Kedua: Membaca doa ketika hujan turun

Dari Ummul Mukminin, A’isyah radhiyallahu ‘anha,

إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ: اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat].” (HR. Bukhari)

Ketiga: Merbanyak doa ketika turun hujan

Dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ

“Dua doa yang tidak akan ditolak: doa ketika azan dan doa ketika ketika hujan turun.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi, Shahihul Jami’ no. 3078)

Keempat: Hujan-hujanan

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,

“Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap bajunya, lalu beliau guyurkan badannya dengan hujan. Kamipun bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa anda melakukan demikian?” Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى

“Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.” (HR. Muslim).

Kelima: Membaca doa ketika melihat atau mendengar suara petir

Dari Amir, dari ayahnya Abdullah bin Zubair,

أَنَّهُ كَانَ إِذَا سَمِعَ الرَّعْدَ تَرَكَ الْحَدِيثَ وَقَالَ سُبْحَانَ الَّذِى يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ. ثُمَّ يَقُولُ إِنَّ هَذَا لَوَعِيدٌ لأَهْلِ الأَرْضِ شَدِيدٌ

Apabila beliau mendengar petir, beliau berhenti bicara. Lalu membaca doa di atas. Kemudian beliau mengatakan, ‘Sungguh ini adalah ancaman keras bagi penduduk bumi.’ (al-Muwatha’ no. 1839 dan dihahihkan al-Albani).

Keenam: Jangan mencela hujan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, bahwa Allah Ta’ala berfirman,

يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ ، يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ ، بِيَدِى الأَمْرُ ، أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

“Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Akulah adalah pemilik masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang.” (HR. Bukhari-Muslim)

Ketujuh: Berwudhu dengan Air Hujan 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ

“Dialah yang menurunkan kepada kalian hujan dari langit yang mensucikan kalian.” (QS. al-Anfal: 11)

Kedelapan: Doa Seusai Hujan

Doa ini menggambarkan rasa syukur kita kepada Allah, atas hujan yang telah Allah turunkan. Karena itu, doa ini menjadi lambang ketauhidan seseorang kepada Allah. Doa itu adalah

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ

Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah. (HR. Bukhari-Muslim)

Sumber : Ustadz Abu Rufaydah Endang Hermawan, Lc. MA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here